BLOGGER TEMPLATES AND IMVU Layouts »

13 June 2009

The Day After Tomorrow

Bukan, bukan. Saya bukan mau mereview suatu film, tapi mau curhat tentang apa yang bakal terjadi lusa. Saya gak bakal posting banyak-banyak sekarang, karena pikiran saya sedang aneh sehingga susah rasanya untuk posting berparagraf-paragraf. Yang jelas, saya hanya ingin update sekaligus menceritakan kecemasan saya untuk kedua kalinya di blog ini. Pada suatu pagi (pagi kemarin) saya mendapat sms dari teman, meminta doa bersama karena menurutnya murid-murid SMA yang lulus akan didata malam itu dan esoknya akan diantarkan ke seluruh SMA di Indonesia. Entahlah, saya jadi parnoan soal itu. Mengingat sms-nya meminta saya berdoa pada malam kemarin, ternyata kebukanya pagi, jadilah saya memarahi diri sendiri. Kenapa saya sudah tidur saat menerima sms itu? Akibatnya, saya tidak bisa ikut berdoa. Bagaimana kalau itu berpengaruh dan kemungkinan paling buruk serta mengerikan menimpa saya, yang bahkan saya takut untuk menuliskan kemungkinan tersebut disini? Jangan sampai itu terjadi, please, jangan sampai, untung saja saya masih diberi waktu untuk berdoa waktu berikutnya.

Saya tidak tahu apa memang semua anak kelas tiga SMA mengalami perasaan tidak karuan ini seperti saya, saat waktu menjelang pengumuman kelulusan semakin dekat. Salah satu teman saya ternyata memiliki perasaan sama seperti saya. Saya juga mendengar darinya, umumnya sekarang kan pengumumannya itu? Tapi di sekolah saya adalah tanggal 15 Juni 2009. Hari Senin. Yeah, the day after tomorrow alias lusa. Saya takut menghadapi hari itu. Itulah penentuan masa depan saya. Setelah tiga tahun saya sekolah, saya sungguh tidak mau berakhir dengan sia-sia. Tidak ada yang mau seperti itu. Gila kalau menurut saya, orang yang mau hasil belajarnya sia-sia dengan tidak lulus. Saya memang tidak mau tumbuh lebih dewasa lagi sebenarnya, ingin tetap menyandang predikat anak sekolahan, tapi ini suatu pengecualian, kan? Boleh saja kita betah sekolah, lebih senang sekolah daripada kuliah yang katanya bikin-pengen-sekolah-lagi, hanya, sekali lagi, ini suatu pengecualian. Ah, sudahlah, perasaan saya sedang aneh dan tidak keruan sekarang sehingga kata-kata yang saya tulis pun ikut aneh.

Saya terus melihat kalender. Memandangi jam. Seolah mereka memberikan jawaban untuk saya. Dua hari lagi saya akan tahu. Optimis. Harus optimis. Ya Allah, saya pasti LULUS!!!!

0 comments: